ISTANBUL, iNews.id - Ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Turki terancam akan muncul kembali setelah Presiden Donald Trump mundur dari komitmennya untuk segera menarik 2.000 pasukan dari Suriah dan mengakhiri dukungan bagi milisi Kurdi Suriah.
Dukungan AS terhadap milisi Unit Perlindungan Rakyat (YPG) Para tentara Kurdi dari Unit Perlindungan Rakyat (YPG) berbincang dengan anggota pasukan AS di Kota Darbasiya, seelah perbatasan Turki, SuriahKurdi dalam perangnya melawan ISIS merenggangkan hubungan AS-Turki. Turki mengaitkan milisi itu dengan kelompok pemberontak Kurdi, PKK, yang selama puluhan tahun melancarkan pemberontakan di Turki.
Pernyataan kemenangan Trump atas ISIS dan tekad untuk segera menarik sekitar 2.000 pasukan AS yang sebagian besar ditempatkan bersama YPG, memunculkan harapan ada terobosan dalam hubungan yang tegang dengan Turki.
Namun kemarin, Trump mengatakan, "Saya tidak pernah mengatakan cepat atau lambat. Ada yang mengatakan empat bulan, tetapi saya juga tidak mengatakan itu."
"Kami ingin melindungi orang-orang Kurdi di Suriah," kata Trump, menambah kegelisahan Turki.
Pernyataan awal Trump tentang penarikan cepat tanpa syarat pasukan AS dari Suriah secara luas ditafsirkan di Turki sebagai lampu hijau untuk operasi militer Turki melawan YPG.
Namun, komentar terbaru Trump yang seakan menunda penarikan dan perlindungan orang Kurdi dinilai membingungkan Turki, untuk tetap dengan rencananya atau tidak.