WASHINGTON, iNews.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menunjukkan betapa pentingnya isu Iran dalam agenda politik luar negerinya. Dalam wawancara baru-baru ini, Trump tiba-tiba mengalihkan pembicaraan dari topik penjualan jet tempur F-35 ke Arab Saudi menjadi pamer atas serangan AS ke fasilitas nuklir Iran.
Awalnya, wartawan bertanya soal rencana penjualan F-35 yang diinginkan Riyadh. Trump mengonfirmasi bahwa Arab Saudi memang ingin membeli banyak jet tempur siluman buatan AS tersebut. Namun di tengah jawabannya, Trump spontan menyinggung Iran dan beralih ke topik yang sama sekali berbeda.
“Kita membuat jet terbaik, kita membuat rudal terbaik, Anda lihat bahwa kita telah melumpuhkan kemampuan nuklir Iran,” ujarnya, seperti dikutip dari Sputnik.
Pernyataan ini menjadi pembuka bagi Trump untuk kembali memamerkan operasi militer 22 Juni lalu, ketika AS menghantam tiga fasilitas nuklir Iran. Dia menegaskan serangan itu adalah pencapaian yang gagal dilakukan oleh presiden-presiden AS sebelumnya.
“Selama 22 tahun mereka ingin melakukannya, (tapi) tidak ada presiden yang berani melakukannya. Kami yang melakukannya,” kata Trump.
Sementara itu, para menteri luar negeri (menlu) negara G7 sebelumnya mendesak Iran untuk terlibat dalam perundingan langsung dengan AS terkait program nuklirnya, mealui dukungan dari negara Eropa E3 (Prancis, Jerman, Inggris).
Manuver Trump yang mengalihkan pembicaraan dari F-35 ke Iran menunjukkan betapa isu nuklir Iran kini menjadi alat politik yang terus dia soroti. Alih-alih membahas kontrak besar dengan Saudi, Trump lebih memilih menonjolkan keberanian militernya, seolah setiap situasi adalah kesempatan untuk menunjukkan bahwa hanya pemerintahannya yang “berani” berhadapan langsung dengan Teheran.