TEHERAN, iNews.id - Pemerintah Iran secara resmi mengajukan protes keras kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terkait serangan terhadap tiga fasilitas nuklirnya pada 22 Juni lalu. Dalam surat yang ditujukan langsung kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan Dewan Keamanan PBB, Teheran menuntut agar Amerika Serikat (AS) dan Israel dipaksa mempertanggungjawabkan tindakan mereka yang dinilai sebagai pelanggaran serius terhadap hukum internasional.
Langkah ini dipicu oleh pernyataan mengejutkan Presiden Donald Trump pada 6 November, yang secara terbuka mengaku bahwa dialah yang menginstruksikan serangan Israel terhadap Iran pada 13 Juni, serangan yang memicu perang udara selama 12 hari dan menewaskan lebih dari 900 orang, termasuk pejabat militer dan ilmuwan nuklir Iran.
Iran Minta PBB Bertindak Tegas
Dalam suratnya, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menegaskan bahwa AS dan Israel harus dimintai pertanggungjawaban penuh atas kerusakan dan korban jiwa akibat serangan tersebut.
Araghchi mendesak PBB mengambil “tindakan yang sesuai”, baik dalam konteks hukum internasional maupun kewajiban Dewan Keamanan untuk menjaga perdamaian dunia.
Araghchi menyatakan bahwa serangan AS, Israel tidak hanya melanggar kedaulatan Iran tetapi juga memenuhi unsur kejahatan perang.
“Presiden Trump dan pejabat AS lainnya harus bertanggung jawab secara pidana atas serangan itu,” tulisnya.
Teheran juga menekankan bahwa komentar Trump merupakan bukti nyata keterlibatan dan kendali langsung Washington selama perang udara Iran, Israel, yang berlangsung dari 13 hingga 24 Juni.