Institut Internasional untuk Studi Strategis (CSIS) yang berbasis di London, dalam satu laporan pada September 2024, mengungkap pesawat itu bisa membantu dalam menambah sistem radar berbasis darat Korut, yang terkadang dibatasi oleh medan pegunungan.
"Kemampuan pesawat AEW untuk melihat ke bawah mengurangi beberapa tantangan medan dan gangguan di darat dalam melacak pesawat terbang rendah dan rudal jelajah," bunyi laporan.
Namun, memiliki satu pesawat AEW saja belum cukup untuk Korut. Negara itu diperkirakan akan mengambil risiko menganibalkan seluruh armada kargo untuk diubah lagi fungsinya menjadi pesawat pengintai.
Militer Korea Selatan (Korsel) menilai kemampuan operasional pesawat belum jelas. Namun dari ukurannya pesawat itu besar dan berat dan mungkin rentan terhadap intersepsi.