Keduanya tidak dapat bergerak. Mereka ditinggalkan sendirian saat para dokter melarikan diri demi keselamatan.
Orang tua dan dua anaknya lain, berusia satu dan tiga tahun, berada di lantai bawah rumah sakit. Sementara suami Fatima, seorang tentara, ditempatkan di luar Aleppo.
"Saya menggedongnya dan mulai berdoa agar Tuhan melindungi kami sampai gempa berakhir dan kami bisa turun dengan selamat," katanya.
Setelah guncangan selasai, keduanya dievakuasi dari rumah sakit. Kini untuk sementara, keluarga tersebut tinggal di tenda, bagian dari area penampungan dekat bandara yang disediakan oleh kota untuk orang-orang yang mengungsi akibat gempa.
Bangunan mereka tidak runtuh. Tetapi mereka tidak dapat kembali sampai bangunan itu dinyatakan aman untuk ditinggali.
Sementara Najm terbaring terbungkus selimut, mata mungilnya terpejam, saat keluarga menyiapkan alas tidur di lantai tenda. Menceritakan petualangan kelahirannya, dan memberi makan anak-anaknya yang masih kecil, ibunya berseri-seri dengan kebahagiaan.