"Sebagian besar klien perempuan kami memesan shisha. Itu adalah sesuatu yang benar-benar tak terbayangkan tiga bulan lalu," kata seorang pelayan Lebanon kepada AFP, di sebuah kafe kelas atas di utara Riyadh.
Heba, perokok berusia 36 tahun yang duduk di sebuah meja di dekatnya, menggambarkan kondisi harus tumbuh di negara tertutup di mana semuanya dilarang bagi perempuan.
"Saya tidak pernah membayangkan akan bisa merokok shisha di depan umum di samping pria," katanya kepada AFP.
"Sekarang, semuanya diizinkan. Para perempuan keluar tanpa jilbab, tanpa abaya, dan mereka bahkan merokok di depan umum."