“Pemerintah tidak dapat menahan penyebaran (wabah) saat ini hanya dengan pelacakan dan isolasi (karantina). Harap tetap di rumah, kecuali Anda memang benar-benar harus keluar,” ujarnya.
Setidaknya 140 dari 297 kejadian infeksi baru yang terkonfirmasi hari ini terkait dengan Gereja Sarang Jeil, menjadikan jumlah kasus di klaster rumah ibadah terebut menjadi hampir 600 kasus sejauh ini. Gereja itu dipimpin oleh seorang pendeta konservatif dan radikal—yang menjadi tokoh utama dalam gerakan protes menentang kepemimpinan Presiden Moon Jae-in.
Pihak berwenang sudah berusaha melacak 600 jemaat lainnya yang harus dikarantina dan ingin menguji semua 4.000 anggotanya, kata Kim. Lebih dari 8.500 polisi telah dikerahkan untuk melacak anggota gereja itu. Pihak berwenang mengatakan, beberapa anggota gereja tak bersedia diuji ataupun mengisolasi diri.
Perdana Menteri Korsel, Chung Sye Kyun mengatakan, pemerintah akan mengambil tindakan hukum terhadap gereja itu jika terbukti mengganggu upaya penelusuran dan pengujian kasus. Menurut dia, Gereja Sarang Jeil telah gagal bersikap kooperatif dengan memberikan daftar keanggotaan yang “tidak akurat”.
Setidaknya tiga klasiter kecil Covid-19 lainnya telah dikaitkan dengan gereja-gereja di Seoul dan satu klaster dengan sebuah gereja di Kota Yongin.
Pihak berwenang mengatakan, jika jumlah infeksi terus meningkat atau berlanjut seperti pada tingkat penyebaran saat ini, mereka kemungkinan akan memberlakukan aturan jarak sosial paling ketat. Sekolah-sekolah akan ditutup; unit-unit bisnis diminta untuk bekerja dari rumah (work from home), dan; pertemuan sosial dibatasi maksimal hanya hingga 10 orang.