Soleimani merupakan salah satu tokoh populer di Iran dan dipandang sebagai musuh mematikan bagi AS dan sekutunya. Sebaliknya, di dalam negeri dia dielu-elukan sebagai pahlawan.
Hal ini karena dia memimpin Pasukan Quds, unit di bawah Pasukan Garda Revolusi, yang bertugas menjalankan misi luar negeri. Soleimani sudah memimpin Pasukan Quds ketika AS menginvasi Afghanistan pada 2001.
Serangan terhadap Soleimani diperintah langsung oleh Presiden AS Donald Trump. Militer AS melancarkan serangan udara terhadapnya.
Departemen Pertahanan AS mengungkap, pembunuhan Soleimani dilakukan demi melindungi personel AS yang bertugas di Timur Tengah.
"Jenderal Qasem Soleimani meninggal sebagai tindakan defensif untuk melindungi personel AS di luar negeri," kata Pentagon.