Trump melanjutkan, sebenarnya dia ingin melanjutkan pidato setelah penembakan itu. Namun para agen Dinas Rahasia melarangnya karena kondisi berbahaya serta luka yang diderita Trump.
“Saya hanya ingin terus bicara, tapi saya baru saja ditembak,” tuturnya, seperti dilaporkan kembali The New York Post, Senin (15/7/2024).
Dokter rumah sakit di Butler yang merawat Trump mengatakan, kondisi sang mantan presiden tergolong mujur karena tembakan di kepala itu bisa saja merenggut nyawanya.
Menurut Trump, menirukan pernyataan sang dokter, dia belum pernah melihat orang selamat dari tembakan senapan AR-15. Bak sniper, pelaku penembakan, Thomas Matthew Crooks (20), menembak Trump dari jarak sekitar 150 meter. Dia beraksi dari atap sebuah pabrik di luar arena kampanye. Crooks tewas ditembak agen Dinas Rahasia.