Sebagai respons, Israel kembali memblokade pengiriman bahan bakar ke Gaza Rabu (1/8/2018).
Menteri Pertahanan Avigdor Lieberman mengatakan, pemblokadean pengiriman bahan bakar ini merupakan tanggapan atas kekerasan lintas batas, meskipun Mesir berupaya menengahi agar kedua pihak mau gencatan senjata.
"Kami setuju dengan permintaan Mesir. Kami izinkan (pengiriman) gas dan bahan bakar, tetapi ada komitmen tambahan Mesir bahwa tidak akan ada serangan lagi, tidak ada layang-layang, tidak ada kebakaran, tidak ada gesekan di sepanjang pagar. Karena hal itu terus berlanjut, saya memutuskan menghentikan pasokan gas dan bahan bakar ke Jalur Gaza," ujar Lieberman.
Bahan bakar sangai dibutuhkan warga Gaza karena mereka mengandalkan listrik dari tenaga diesel. Jika hal ini berlanjut, para pasien rumah sakit akan sangat menderita. Terlebih saat ini belasan ribu warga dirawat akibat bentrokan dengan tentara Israel. Banyak dari mereka yang mengalami luka tembak.
Selain isu keamanan di Gaza, Netanyahu juga menghadapi tekanan di pemerintahan setelah parlemen meneken undang-undang negara bangsa Yahudi. Undang-undang yang membebaskan warga Yahudi untuk menentukan nasibnya sendiri dianggap rasis. Hal ini dikecam kelompok minoritas Arab di Israel serta kubu sayap kiri.