"Saya yakin bahwa tanggapan cepat oleh pasukan keamanan gabungan mampu mencegah pertumpahan darah lebih parah," kata Sitole.
Polisi juga menangkap lebih dari 40 orang, termasuk enam petugas kepolisian dan pasukan keamanan. Namun pejabat kepolisian lainnya, Wisnu Naidoo, mengatakan petugas penegak hukum yang ditangkap merupakan jemaat yang terjebak dalam bentrokan.
"Mereka ditangkap dalam kapasitas mereka sebagai anggota gereja, bukan sebagai petugas," kata Naidoo.
Diketahui, insiden ini bukan kali pertama di gereja tersebut terkait pemilihan kepemimpinan. Konflik internal terjadi beberapa kali setelah pemimpin sekaligus pendiri gereja, Comforter Glayton Modise, meninggal pada 2016.
Media lokal melaporkan pada November 2018 terjadi baku tembak di luar gereja antara pihak-pihak berlawanan, melukai tiga orang.