Padamnya listrik juga menyebabkan naiknya jumlah korban meninggal akibat diabetes dan sepsis.
Kajian itu menyebutkan warga dari kawasan miskin di Puerto Rico punya kemungkinan 45 persen lebih tinggi meninggal dunia setelah badai menerjang.
"Hasil studi epidemik kami mengindikasikan, secara tragis Badai Maria menimbulkan jumlah kematian berlebihan di seluruh pulau," kata ketua penyusun laporan, Carlos Santos-Burgoa.
Pulau di kawasan Karibia yang masih bernaung di bawah kekuasaan Amerika Serikat (AS) itu dihuni oleh 3,3 juta warga AS dan sekitar 8 persen di antaranya meninggalkan pulau tersebut setelah badai menerpa.
Selama hampir setahun, Pemerintah Puerto Rico bertahan pada keterangan yang menyebut 64 orang meninggal dunia akibat Badai Maria.
Padahal, badai yang membawa angin berkecepatan 241 kilometer per jam tersebut menimbulkan kerugian sebesar 90 miliar dolar AS atau sekitar Rp1.318 triliun dan menyebabkan seluruh pulau tidak mendapat pasokan listrik selama 84 hari.
Warga juga harus menjalani 64 hari tanpa air bersih dan 41 hari tanpa sokongan jaringan telepon seluler.