Disebutkan, kondisi itu menjadi pertanda situasi perekonomian Korut sedang suli sehingga tak mudah untuk mempertahankan hubungan diplomatik dengan negara-negara tertentu.
Kantor berita Korut KCNA pada Senin lalu melaporkan, para dubes sudah melakukan kunjungan perpisahan ke pemimpin Angola dan Uganda pekan lalu.
Angola dan Uganda menjalin hubungan persahabatan dengan Korut sejak 1970-an. Mereka juga membangun kerja sama militer serta proyek-proyek langka seperti pembangunan patung.
Chad O' Carroll, pengamat masalah Korut, mengatakan penutupan kedubes merupakan salah satu perombakan kebijakan luar negeri di negara itu dalam puluhan tahun.
Menurut dia, puluhan kantor misi diplomatik Korut kemungkinan akan ditutup, sebagian besar dampak dari sanksi internasional. Alasan lain adalah Korut memiliki kecenderungan untuk melepaskan diri secara global, di samping dampak dari melemahnya perekonomian negara itu.
Korut memiliki hubungan formal dengan 159 negara, namun hanya memiliki 53 misi diplomatik di luar negeri, termasuk tiga konsulat dan tiga kantor perwakilan.
Negara itu juga akan menutup kedubes di Spanyol. Kantor misi di Italia akan mengambil alih peran di Spanyol.