Sebelumnya, Korsel membuka peluang untuk mempersenjatai Ukraina di tengah konflik negara Eropa Timur itu dengan Rusia. Sebelumnya, Seoul hanya sebatas memberikan bantuan kemanusiaan dan ekonomi kepada Kiev untuk mempertahankan diri dari serangan Moskow.
Presiden Korsel, Yoon Suk Yeol mengatakan, negaranya akan memberikan bantuan militer kepada Ukraina jika terjadi serangan sipil berskala besar di negeri bekas Uni Soviet itu. Pernyataan Yoon tersebut menjadi pertanda pergeseran sikapnya terkait pasokan persenjataan kepada Ukraina untuk pertama kalinya.
Dalam wawancara dengan Reuters, Yoon mengatakan, pemerintahnya telah menjajaki berbagai upaya untuk membantu mempertahankan dan membangun kembali Ukraina. Menurut dia, situasi ini sama seperti ketika Korea Selatan menerima bantuan internasional selama Perang Korea 1950-1953.
“Jika ada situasi yang tidak dapat dimaafkan oleh komunitas internasional, seperti serangan skala besar terhadap warga sipil, pembantaian atau pelanggaran serius terhadap hukum perang, mungkin sulit bagi kami untuk hanya memberikan dukungan kemanusiaan atau keuangan,” kata Yoon.
Korsel mengecam invasi Rusia ke Ukraina dan memasok bantuan ekonomi dan kemanusiaan ke Kiev.