Meski demikian, mereka menyoroti dampak destabilisasi dari senjata pemusnah massal dan program rudal balistik Korut yang dinilai melanggar hukum.
Hari ini, pasukan Korsel telah menyelesaikan latihan lapangan Hoguk 22 selama 12 hari. Program tersebut mencakup beberapa latihan bersama pasukan AS. Sementara pesawat Korsel dan AS akan memulai latihan besar pada hari Senin pekan depan.
Korut mengatakan, peluncuran misilnya baru-baru ini sebagai protes terhadap latihan bersama AS dan Korsel. Korut menyebut latihan itu provokatif dan uji coba invasi.
Sementara Korsel dan AS mengatakan, latihan itu bersifat defensif dan diperlukan untuk melawan ancaman Korut. AS dan sekutu yakin Korut akan melanjutkan uji coba bom nuklir untuk pertama kalinya sejak 2017.
Presiden Korsel Yoon Suk-yeol mengatakan, Korut telah menyelesaikan semua persiapan teknis yang diperlukan untuk ledakan bawah tanah di lokasi uji Punggye-ri. Lokasi itu sebelumnya telah resmi ditutup sejak 2018. Korut mengadakan enam uji coba nuklir di sana dari tahun 2006 hingga 2017.
"Uji coba nuklir ketujuh Korut akan menjadi konfirmasi lebih lanjut dari sebuah program yang sedang bergerak maju dengan cara yang sangat memprihatinkan," kata kepala pengawas nuklir PBB pada Kamis lalu.
Korsel telah memperingatkan, dimulainya kembali uji coba nuklir Korut harus ditanggapi dengan respon luar biasa dari sekutu. Tetapi baik Korsel maupun AS tidak memberikan perincian.