MEXICO CITY, iNews.id - Dua anggota partai politik Meksiko ditembak mati saat pemilihan umum (pemilu) berlangsung, Minggu (1/7/2018). Dua korban ini menambah jumlah total politikus yang tewas sebanyak 145 orang.
"Flora Resendiz Gonzalez, anggota Partai Buruh di Negara Bagian Barat Michoacan, tewas setelah ditembak pada pukul 06.30 pagi (1130 GMT) saat berada di rumahnya di kota Contepec," kata pejabat penegak hukum setempat, seperti dilaporkan AFP, Senin (2/7/2018).
Di hari yang sama, Fernando Herrera Silva, anggota Partai Revolusioner Institusional (PRI), selaku partai berkuasa, ditembak mati di Acolihuia, Negara Bagian Puebla.
"Kami menuntut negara menjamin keamanan dalam proses pemilihan ini," demikian pernyataan PRI.
Pembunuhan politisi menjadi fenomena sehari-hari di Meksiko sejak pengumuman pemilu dan masa kampanye. Setidaknya 145 politisi tewas sejak September 2017.
Ini membuat pemilu 2018 kali ini menjadi yang paling berdarah dalam sejarah Meksiko.
Para korban antara lain 48 kandidat yang mencalonkan diri, 28 di antaranya terbunuh selama kampanye, dan 20 lainnya saat kampanye pemilihan umum.
Sebagian besar pembunuhan dilakukan oleh politisi lokal, target utama kartel narkoba Meksiko.
Meksiko dilanda gelombang kekerasan sejak pemerintah mengerahkan tentara untuk memerangi perdagangan narkoba pada 2006.
Sejak itu, lebih dari 200.000 orang tewas dibunuh, meski statistik tidak melacak berapa banyak kasus yang dikaitkan dengan kejahatan terorganisir. Sedangkan 30.000 orang lainnya hilang.
Selain memilih presiden untuk enam tahun ke depan, 88 juta pemilih Meksiko akan memberi suara mereka untuk majelis Kongres, dengan total lebih dari 18.000 kedudukan federal, negara bagian, dan lokal. Ini menjadikan pemilu 2018 sebagai yang terbesar dalam sejarah Meksiko.