TOKYO, iNews.id - Jepang kembali membuang air radioaktif dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima, Kamis (5/10/2023). Ini merupakan pembuangan gelombang kedua setelah bulan lalu.
Jepang harus membuang total 1,34 juta ton air radioaktif ke Samudera Pasifik karena tak ada lagi tangki penyimpanan. PLTN Fukushima mengalami kerusakan parah akibat gempa bumi dan tsunami pada 2011.
Perusahaan operator PLTN, Tokyo Electric Power Company (Tepco), pertama kali membuang air radioaktif itu pada Agustus yang memicu protes keras dari negara-negara tetangga. Bukan hanya itu, nelayan di Jepang juga memprotes karena berdampak pada mata pencaharian mereka.
Meski demikian Pemerintah Jepang bersikeras air radioaktif itu sudah diolah sehingga tak membahayakan lingkungan. Kadar radiasi yang terkandung dalam air masih jauh di bawah level yang ditetapkan organisasi internasional.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menyatakan, air limbah yang sudah diolah itu memiliki dampak radiologi sangat kecil dan bisa diabaikan terhadap manusia dan lingkungan.
China melarang impor semua makanan laut dari Jepang karena kekhawatiran kontaminasi radioaktif. Korea Selatan juga membatasi impor ikan dari Jepang, terutama dari wilayah yang terdampak pembuangan limbah.
PLTN Fukushima mengalami kerusakan parah akibat gempa bumi dan tsunami Tohoku pada Maret 2011. Sejak itu, air terus dipompa untuk mendinginkan reaktor pembangkit. Namun kelamaan PLTN kehabisan penampungan air limbah radioaktif. Pada Juni lalu, ada sekitar 1.000 tangki yang tersimpan di lokasi.