KHARTOUM, iNews.id - Gencatan senjata antara tentara dan pasukan paramiliter Sudan (RSF) dimulai pada Senin (22/5/2023). Sayang, awal mula gencatan senjata tetap diwarnai pertempuran yang terjadi di sejumlah daerah dan jet tempur yang terus beterbangan di langit kota.
Menurut saksi mata yang dilansir Reuters, Selasa (23/5/2023), suara ledakan bom terdengar hebat di Khartoum bagian timur. Warga juga mengaku melihat kepulan asap hitam tebal membubung ke langit.
Sementara di Omdurman dan Bahri, kota kembar Khartoum, warga mengaku mendengar suara tembakan senjata.
Sebelumnya, pada Sabtu (20/5/2023), faksi-faksi yang bertikai menyetujui gencatan senjata tujuh hari mulai Senin pukul 21:45 waktu setempat. Gencatan senjata dimaksudkan untuk memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan masuk ke Sudan.
Beberapa jam sebelum gencatan senjata diberlakukan, tentara melakukan serangan udara besar-besaran terhadap paramiliter di ibu kota Khartoum. Dalam kesepakatan gencatan senjata sebelumnya, kedua pihak terus saling serang. Namun gencatan senjata kali ini adalah yang pertama disetujui secara resmi setelah negosiasi.
Kesepakatan gencatan senjata untuk pertama kalinya mencakup mekanisme pemantauan yang melibatkan tentara dan RSF serta perwakilan dari Arab Saudi dan Amerika Serikat. Kedua negara tersebut menjadi perantara kesepakatan dalam pembicaraan di Jeddah.