NEW YORK, iNews.id – Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengaitkan ledakan di terminal bus New York dengan lemahnya sistem imigrasi. Ledakan di terminal bus New York itu dilakukan oleh Akayed Ullay, pria berusia 27 tahun asal Bangladesh. Dia diketahui tinggal di Brooklyn.
"Pelaku terror hari ini masuk ke negara kita melalui sistem perpanjangan jalur keluarga, yang sebenarnya sudah tidak sesuai dengan keamanan nasional kita. Langkah saya membatasi warga negara dari delapan negara untuk masuk, yang batu-baru ini disetujui Mahkamah Agung, merupakan satu langkah ke depan untuk mengamankan sistem imigrasi kami. Kongres harus menyudahi jaringan imigrasi seperti ini," jelas Trump, dalam pernyatannya.
Ledakan pada Senin kemarin merupakan aksi teror kedua di New York dalam dua bulan terakhir. Pada akhir Oktober lalu delapan orang tewas dan 11 lainnya luka setelah truk yang dikendarai Saipulo Saipov, warga Uzbekistan, menabrak kerumunan pejalan kaki dan pesepeda di Lower Manhattan.
Sementara itu, teror yang terjadi kemarin membuat kepanikan penumpang di terminal bus New York. Terminal bus Port Authority itu merupakan lokasi transit sekaligus menghubungkan dengan kereta bawah tanah untuk melayani warga di barat midtown Manhattan.
Seorang pengemudi bus Greyhound mengaku mendengar suara keras dan tak lama kemudian para penumpang diminta meninggalkan lokasi.