CANBERRA, iNews.id - Seorang mahasiswa gay di Australian National University (ANU) terpaksa meninggalkan asrama setelah berbulan-bulan mengalami ancaman homofobia dari pelaku misterius. Mahasiswa baru itu mulai diteror setelah pindah ke kampus pada awal tahun lalu.
Saat itu kata 'homo' ditulis berulang kali di pintunya.
Mahasiswa itu melapor ke kepala Ursula Hall, yang kemudian menyurati penghuni asrama bahwa perbuatan tersebut tidak pantas dan jika pelakunya tertangkap akan dikeluarkan.
"Namun kemudian hal itu terus terjadi," kata mahasiswa itu, seperti dikutip dari Australia Plus ABC, Sabtu (14/4/2018).
"Saya ke kamar mandi dan seseorang menyelipkan surat di bawah pintu saya dengan tulisan 'pergi atau aku akan memukulmu'. Saya takut. Takut dengan kenyataan seseorang mengancamku. Saya tidak tahu apa yang akan dia lakukan," kata dia lagi.
Selama beberapa bulan, mahasiswa itu menerima surat ancaman di bawah pintu kamarnya. Dia terus membawa masalah tersebut kepada pengelola kampus, namun frustrasi oleh tanggapan mereka.
Pihak ANU mengaku sulit menjamin keamanan mahasiswa LGBT lainnya di Ursula Hall milik universitas, karena pelaku tidak pernah diidentifikasi.
"Tanggapan kampus selalu sama, mengeluarkan surat, bicara sedikit saat makan malam, tidak ada yang mendasar," ujarnya.
"Saya tidak terlalu peduli jika orang memanggil saya homo. Kata-kata adalah kata-kata. Tapi ketika orang mengancam keselamatan saya, terutama di kampus, buatlah inisiatif yang lebih proaktif," kata dia, menambahkan.
Sementara itu, pihak ANU dalam sebuah pernyataan menyebut sangat kecewa dengan pelecehan yang terjadi di Ursula Hall. Mereka juga mengucapkan permintaan maaf pada mahasiswa yang diteror tersebut.
"Kami menyampaikan permintaan maaf setulusnya untuk tekanan yang terjadi atas mahasiswa akibat perilaku ofensif mahasiswa lainnya. Kami tidak dapat menerima kalau seorang mahasiswa merasa menjadi korban dan dilecehkan di lingkungan tempat tinggal mereka sendiri," demikian isi pernyataan itu.
Pengawas Universitas, Mike Carlford, menambahkan, akan sulit untuk meyakinkan mahasiswa LGBT lainnya di Ursula Hall bahwa mereka tidak akan dilecehkan.
"Seperti yang kita tahu belum ada insiden lebih lanjut. Tapi sangat sulit bagi saya untuk meyakinkan mereka, karena pelaku tidak teridentifikasi," ujar dia.
Carlford mengatakan universitas sedang meninjau kebijakan dan prosedur sehubungan dengan insiden tersebut.
"Kejadian semacam ini memicu peninjauan kami terhadap prosedur dan kebijakan. Kami menganggap ini sangat serius." kata dia.