KUALA LUMPUR, iNews.id - Peta perpolitikan Malaysia berubah drastis sejak Perdana Menteri (PM) Mahathir Mohamad (94) mengumumkan pengunduran diri. Awalnya, partai-partai dari koalisi dan oposisi berupaya mempertahankan Mahathir untuk kembali menjabat PM, namun kini mereka mengubah sikap.
Dalam pernyataan publik pertamanya pada Rabu (26/2/2020) sejak mengumumkan pengunduran diri, Mahathir mengatakan bersedia dipilih kembali menjadi PM yang kedelapan. Dia akan berusaha membentuk pemerintah persatuan yang merangkul semua kepentingan politik.
"Pandangan saya, apakah benar atau salah, adalah (kepentingan) politik dan partai politik harus dikesampingkan saat ini. Jika diizinkan, saya mencoba untuk membentuk pemerintahan yang tidak condong ke pihak mana pun. Hanya kepentingan nasional yang akan diprioritaskan," kata Mahathir, dikutip dari The Straits Times.
Beberapa saat kemudian, Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) Anwar Ibarahim (72) mengatakan, dia mendapat dukungan dari 92 anggota parlemen Dewan Rakyat asal tiga partai pendukung Pakatan Harapan, yakni PKR, Partai Aksi Demokratik (DAP) dan Parti Amanah Negara (Amanah) untuk menjadi PM berikutnya.
Meski demikian jumlah dukungan itu masih kurang untuk mencapai mayoritas minimum yang dibutuhkan untuk membentuk pemerintahan, yakni 122 kursi.