Keputusan itu berdampak pada datangnya banyak investasi pariwisata di Langkawi, termasuk bandara, layanan feri, dan hotel mewah.
Bukan hanya Mahathir, tak satu pun politisi Partai Pejuang Tanah Air yang bisa masuk parlemen nasional dalam pemilu kali ini.
Para pengamat menilai, kekalahan Mahathir dipicu ketidakyakinan pemilih dengan janji Mahathir untuk memperbaiki ekonomi Malaysia dan mengembalikan investasi asing dengan memberantas korupsi.
Ada juga pemilih yang kecewa dengan kepemimpinan Mahathir setelah dia mengundurkan diri sebagai PM pada 2020. Saat itu dia mengalami konflik dengan rekan sekoalisi, Anwar Ibrahim. Pasalnya, setelah koalisi Pakatan Harapan memenangkan pemilu 2018, Mahathir berjanji akan menyerahkan jabatan PM. Namun itu tak dilakukannya hingga mengundurkan diri 2 tahun kemudian.
Beda nasib dengan Mahathir, Anwar Ibrahim justru berjaya di pemilu kali ini. Meski jumlah suara koalisi Pakatan Harapan dalam pemilu gagal mencapai syarat yang ditentukan untuk membentuk pemerintahan, Anwar akhirnya bisa menjadi PM.