Di dekatnya, ada seekor iguana yang bertengger di atas meja, sementara seorang pria dengan lembut mengelusnya.
Pelanggan bernama Y Navim mengaku takut saat melihat ular jagung, yang membunuh mangsanya dengan melilit hingga kehabisan napas. Namun, setelah beberapa waktu, dia cukup tenang dan bisa dengan santai menghirup kopinya.
"Kafe ini cukup unik. Saya belum pernah melihat beberapa reptil ini sebelumnya. Mereka cantik dan menakutkan," kata pria 22 tahun itu.
Bagi kritikus yang menyebut hewan harus dibiarkan hidup di alam liar, Chea Raty mengatakan, "mahluk-mahluk yang dibesarkan manusia tidak dapat bertahan hidup di sana."
Raty menyebut semua "hewan peliharaannya" diimpor dari Thailand.
Dia mengaku, perkembangan bisnisnya kali ini masih lambat karena ketakutan umum terhadap ular dan kadal.
Namun para perempuan, kata Raty, memberikan dorongan yang tak terduga.
"Mereka menaruh ular piton di leher mereka, mengambil foto selfie bersama, dan mereka senang."