KUALA LUMPUR, iNews.id – Malaysia menerapkan karantina wilayah atau lockdown secara nasional sejak Rabu (12/5/2021) kemarin, untuk membendung wabah Covid-19. Suasana Hari Raya Idul Fitri di negeri jiran tahun ini pun terasa berbeda dari biasanya.
Hari besar umat Islam itu biasanya dirayakan dengan suasana yang menggembirakan. Namun perayaan Idul Fitri tahun ini di Malaysia dilangsungkan dengan tidak berlebihan. Apalagi saat ini ada perintah pengendalian pergerakan orang secara nasional yang diberlakukan untuk menahan wabah virus corona.
Orang-orang tak bisa lagi leluasa mengunjungi satu rumah ke rumah lainnya selama hari raya. Tak hanya itu, pihak berwenang juga membatasi jamaah Shalat Id di masjid-masjid, serta ziarah kubur.
Kantor berita Bernama pada Kamis (13/5/2021) melaporkan, banyak kaum Muslim berbusana Melayu berkumpul di kompleks Masjid Nasional dan Masjid Wilayah Persekutuan—dua masjid utama kebanggaan rakyat Malaysia—di Kuala Lumpur pada pukul 07.00 pagi. Akan tetapi, tidak semua jamaah diizinkan masuk ke rumah ibadah itu. Situasi di sekitar dan dalam masjid diawasi secara ketat oleh beberapa polisi yang bertugas.
Pejabat Pengurus Masjid Wilayah Persekutuan, Zulkifli Hussain mengatakan, hanya 50 jamaah yang diizinkan untuk melaksanakan Shalat Idul Fitri di masjid itu. Menurut dia, kebijakan tersebut sudah sesuai dengan protokol kesehatan yang ditetapkan pihak berwenang, termasuk menjaga jarak fisik dan pemeriksaan suhu tubuh.
Di Putrajaya, warga terlihat mengantre di depan pintu masuk Masjid Putra sejak pukul 06.30 pagi. Akan tetapi, mereka disuruh keluar lagi oleh petugas keamanan setempat.
Asisten Direktur Senior Masjid Putra, Ustaz Ahmad Termizi Zainudin menuturkan, pengurus rumah ibadah itu merasa sedih lantaran tidak dapat memenuhi harapan semua jamaah untuk Shalat Id di situ. Pasalnya, keputusan pemerintah hanya mengizinkan maksimal 50 jamaah untuk Shalat Id di masjid.