Mantan Pejabat AS Peringatkan NATO untuk Siap Perang Nuklir Lawan Rusia

Anton Suhartono
Gregory Weaver memperingatkan NATO untuk bersiap perang nuklir melawan Rusia (Foto: Reuters)

MOSKOW, iNews.id - Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menerbitkan artikel yang dibuat mantan pejabat pertahanan Amerika Serikat (AS) soal persaingan nuklir dengan Rusia. Pejabat bernama Gregory Weaver itu menyerukan kepada NATO untuk berperang serta memenangkan perang nuklir terbatas terhadap Rusia. 

Weaver menilai, jika AS dan China berselisih soal Taiwan, bukan tak mungkin perang besar-besaran di Eropa terjadi. Weaver pernah menjadi penasihat utama pertahanan nuklir dan rudal Kepala Staf Gabungan AS.

Dia berpendapat, Rusia bisa saja menggunakan senjata nuklir taktis untuk mencegah kekalahan di medan perang atau mewujudkan kemenangan dalam konflik konvensional, seperti terjadi di Ukraina. Itu bertentangan dengan doktrin nuklir Rusia yang dipegang teguh sejak lama.

Dalam skenario tersebut, para pemimpin militer Rusia akan berasumsi, negara-negara Barat tidak akan memberikan respons yang kompak, karena khawatir menjadi tidak terkendali. Ini bisa memicu terjadinya pertukaran wilayah dalam skala besar antara AS dan Rusia.

Weaver menegaskan negara-negara Barat tak boleh takut dengan perang nuklir dan harus menerima kenyataan itu. 

NATO, lanjut dia, harus melengkapi jet tempur dan kapal selam dengan senjata nuklir taktis guna mencegah serangan serupa dari Rusia. 

"(NATO harus) Mmeyakinkan para pemimpin Rusia bahwa sepenuhnya siap untuk melawan penggunaan nuklir terbatas dengan respons nuklir yang efektif secara militer,” ujarnya, seperti dilaporkan kembali RT, Kamis (5/10/2023).

Doktrin nuklir Rusia membolehkan penggunaan senjata pemusnah massal itu jika negaranya diserang lebih dulu. Selain itu Rusia bisa menggunakan nuklir jika eksistensi negara terancam oleh senjata nuklir maupun senjata konvensional asing. 

Doktrin itu tidak berubah sejak 2010, tidak terkecuali dalam penggunaan senjata nuklir taktis, yang kekuatannya jauh lebih lemah dibandingkan senjata nuklir strategis.

Editor : Anton Suhartono
Artikel Terkait
Internasional
9 jam lalu

Xi Jinping Peringatkan Trump: Taiwan Harus Kembali ke Pangkuan China!

Internasional
10 jam lalu

Usai Teleponan dengan Xi Jinping, Trump: Hubungan AS-China Sangat Kuat!

Internasional
14 jam lalu

Menteri Israel Sebut Tak Ada Bangsa Palestina, Begini Kecaman Keras Rusia

Internasional
15 jam lalu

Video Pertemuan Trump-MBS Ditonton 4 Miliar Kali, Bukti Peran Saudi Diperhitungkan Dunia

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal