BUENOS AIRES, iNews.id - Mantan presiden Evo Mareles tak akan membiarkan begitu saja pengaruhnya hilang di Bolivia meski dia kini tinggal di pengasingan, Argentina.
Morales mencoba menghidupkan kembali masa kejayaan dengan mendukung calon presiden dari partainya, Luis Arce. Bolivia, di bawah kepemimpinan presiden sementara Jeanine Anez, akan menggelar pemilihan presiden (pilpres) pada 4 Mei 2020, 6 bulan setelah pengunduran diri Morales dipicu unjuk rasa besar-besaran di penjuru negeri.
Morales tak boleh mengikuti pemilu lagi karena dilarang oleh Anez, bahkan akan ditangkap jika pulang. Namun aturan larangan menjadi peserta pilpres tak berlaku bagi para loyalis Morales.
Baca Juga: Presiden Bolivia Jeanine Anez Akan Menangkap Evo Morales jika Pulang
Arce merupakan mantan menteri ekonomi di pemerintahan Morales dan dianggap berhasil mengendalikan perekonomian di masa krisis pada 2006. Pria 56 tahun itu mampu memangkas tingkat kemiskinan dan menjadikan Bolivia terdepan dalam pertumbuhan ekonomi di Amerika Latin, dipicu oleh ekspor gas. Namun Arce harus mengundurkan diri pada 2017 karena alasan kesehatan.
Dari pengasingan, Morales mengumumkan pencalonan Arce sebagai peserta pilpres dari partainya, Gerakan untuk Sosialisme (MAS). Sama dengan Morales, Arce kini tinggal di pengasingan di luar Bolivia.