Perayaan biasanya dimeriahkan dengan acara tradisional di penjuru negeri, namun kali ini tidak, menyusul kemarahan atas temuan ratusan makam tersebut.
Anak-anak pribumi menjadi korban penganiayaan dan pelecehan seksual selama tinggal di asrama sekolah pada abad ke-19 dan 20. Bukan hanya itu, warga pribumi di Kanada menuduh Inggris memenjarakan para pendahulu mereka lalu merebut sebagian besar tanah adat pada abad ke-18 dan 19.
Pada 1763, Raja George III mengeluarkan Proklamasi Kerajaan yang melarang penduduk pribumi untuk menetap atau berdagang di Kanada wilayah barat tanpa izin Inggris.
Pada 1800-an, lebih banyak warga dipaksa menyerahkan tanah untuk memberi jalan bagi kedatangan gelombang baru pemukim Eropa. Perampasan pun meluas dan berlanjut pada abad itu.
Pada akhir 1800-an, otoritas Kanada menerapkan kebijakan pendidikan paksa bagi anak-anak pribumi. Lebih dari 150.000 anak terpaksa berpisah dari keluarga mereka dan ditempatkan di asrama. Diperkirakan 6.000 anak meninggal akibat kekerasan saat berada di sekolah.