Ketika Kekaisaran Romawi runtuh, sejumlah bangsa datang menginvasi Beograd. Hal ini karena letaknya yang berada di perbatasan dan memiliki lahan yang subur. Beograd pun mengalami beberapa kali kehancuran.
Setelah dikuasai Attila the Hun pada 441, Beograd jatuh kembali ke tangan Romawi (Bizantium). Romawi membangun kembali kota serta benteng yang sempat hancur.
Kota ini kemudian menjadi saksi terjadinya Perang Salib, pertama hingga ketiga. Sementara di saat bersamaan, Kerajaan Serbia mulai membangun kekuasaannya sebelum akhirnya Beograd berada di genggaman Hongaria.
Pada 1440, kota ini dikepung tentara Kekaisaran Utsmani Turki. Beograd mampu bertahan selama hampir 1 abad sebelum akhirnya Sultan Sulaiman menaklukkannya pada 1521. Di bawah kendali Turki, wilayah Beograd menjadi pusat perdagangan dan berada dalam kehidupan makmur serta damai selama 170 tahun.
Setelah Turki mengalami kekalahan di gerbang Wina pada 1688, Austria menguasai Beograd. Namun, berhasil direbut kembali, hingga pada 1867 Turki meninggalkan Beograd secara penuh.
Beograd sendiri berarti benteng putih, mengacu pada warna bangunan yang terbuat dari batu. Di bagian dalam kota, terdapat lebih dari 5.500 jalan dan 32 alun-alun. Jalan Knez Mihailova adalah zona pejalan kaki dan pusat perbelanjaan.
Selain itu, jalan ini juga menjadi kompleks monumental tertua dan paling berharga di Beograd. Sejumlah bangunan besar dan rumah perkotaan dibangun pada akhir tahun 1870-an.
Jauh di atas pertemuan Sungai Sava dan Danube, berdiri benteng putih yang menjadi pusat sejarah dan kota. Benteng ini terdiri atas Kota Atas dan Kota Bawah. Di depannya, terhampar taman Kalemegdan, istilah dalam bahasa Turki yang berarti kota benteng.
Kawasan ini populer bagi warga Beograd, terutama bagi pejalan kaki. Siapa sangka, taman yang terbesar dan terindah di Beograd ini dulunya menjadi medan pertempuran.