JAKARTA, iNews.id - Deretan bencana alam terbesar sepanjang sejarah sangat mengerikan. Ratusan ribu hingga jutaan korban jiwa dan luka bergelimpangan.
Kehidupan manusia di bumi tak terlepas dari kejadian bencana alam, mulai dari yang sifatnya kecil hingga skala besar. Biasanya bencana alam meliputi gempa bumi, tsunami, banjir hingga topan.
Diketahui, sepanjang sejarah, tercatat sejumlah bencana alam dahsyat. Saking dahsyatnya, bencana alam ini dianggap sebagai yang terburuk.
Berikut deretan bencana alam terbesar sepanjang sejarah:
Curah hujan berlebih di China tengah pada bulan Juli dan Agustus 1931 ini memicu bencana alam paling mematikan dalam sejarah dunia. Diketahui, Sungai Yangtze meluap dari tepiannya ketika pencairan salju musim semi bercampur dengan curah hujan lebih dari 600 milimeter yang jatuh selama bulan Juli saja.
Menurut “The Nature of Disaster in China: The 1931 Yangzi River Flood”, banjir menggenangi hampir 180.000 kilometer persegi. Hal ini juga mengubah Sungai Yangtze tampak seperti lautan raksasa.
Pemerintah menyebutkan, akibat peristiwa tersebut 2.000.000 orang meninggal dunia. Namun, lembaga lain termasuk NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) memperkirakan 3.700.000 orang tewas.
Banjir Sungai Kuning di China ini akibat luapan sungai terdekatnya. Awalnya sungai ini dibangun oleh petani untuk waduk pada 1887. Seiring berjalannya waktu, tanggul mengalami pendangkalan secara bertahap mengangkat sungai ke ketinggian.
Ketika hujan deras mengguyur Sungai Kuning pada September 1887, sungai meluap ke atas tanggul yang kemudian membanjiri ke dataran rendah yang berada di sekitarnya.
Wilayah seluas 12.949 kilometer persegi terdampak luapan Sungai Kuning. Menurut “Encyclopedia of Disasters: Environmental Catastrophes and Human Tragedies" (Greenwood Publishing Group, 2008), diperkirakan 900.000-2.000.000 orang kehilangan nyawa.
Gempa Bumi Shaanxi yang terjadi di China pada 1556 ini merupakan gempa bumi terdahsyat. Dikenal sebagai Gempa Besar Jiajing, gempa bumi ini menghancurkan wilayah seluas 1.000 kilometer persegi, menurut Museum Sains China.
Diperkirakan, 830.000 orang tewas ketika rumah mereka runtuh hingga kebakaran setelah terjadinya gempa. Ahli geofisika memperkirakan guncangan gempa tersebut mencapai 8 SR.
Badai yang telah menyapu puluhan ribuan nyawa adalah Siklon Bhola. Siklon Bhola ini menghantam Bangladesh (saat itu Pakistan Timur) pada 12-13 November 1970.
Menurut NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) kecepatan angin badai terkuat diukur 130 mph (205 kph). Hal ini menjadikannya setara dengan kategori 4 badai besar pada skala Badai Saffir-Simpson.
Menjelang pendaratannya, gelombang badai setinggi 35 kaki menyapu pulau-pulau dataran rendah yang berbatasan dengan Teluk Benggala, menyebabkan banjir yang meluas.
Menurut laporan 1971 dari National Hurricane Center and the Pakistan Meteorological Department, terdapat kesulitan untuk memperkirakan secara akurat jumlah korban tewas. Hal ini karena masuknya pekerja musiman yang berada di daerah itu untuk panen padi. Namun diperkirakan, akibat peristiwa ini 300.000-500.000 orang tewas.