Uskup lain, Ruperto Santos, juga menyebut sikap Duterte sudah melewati batas.
Mantan kepala kepolisian nasional, Senator Panfilo Lacson, mengaku kerap mendukung kebijakan Duterte. Namun setelah ungkapan melawan Tuhan itu, Lacson berbalik arah dan berharap Duterte mendapat ganjaran setimpal.
"Kepada siapa saya berdoa setiap hari dan dengan siapa saya menemukan penghiburan dan kenyamanan di semua masa-masa sulit. Saya bahkan tidak perlu memikirkan pilihan saya. Semoga Tuhan mengampuni dan membuatnya bisa menebus semua dosa-dosa," kata Lacson.
Namun, Juru bicara Duterte membela pernyataan tersebut dan mengatakan pria berusia 73 tahun itu berhak mengekspresikan pendapat tentang agama. Menambahkan pembelannya, dia juga mengaku pernah dilecehkan secara seksual sebagai mahasiswa oleh seorang imam.
Tak cuma sekali, Duterte kembali menekankan hujatan itu dalam pidatonya, Senin (25/6).
“Mengapa Anda mengikat saya dengan sesuatu yang sangat bodoh? Saya diberi pikiran saya sendiri oleh Tuhan,” ucap Duterte.
Duterte mengejutkan umat Katolik Filipina pada 2015 ketika mengutuk kunjungan Paus Francis karena menyebabkan kemacetan lalu lintas di Manila. Dia kemudian meminta maaf, namun berulang kali mengecam uskup dan Gereja Katolik yang dominan di negara itu.