Serbia hampir seluruhnya bergantung pada gas dan minyak Rusia. Negara ini berada di bawah tekanan yang semakin besar agar mempertahankan netralitas dan menghindari sanksi.
Dalam beberapa bulan terakhir, Presiden Aleksandar Vucic mengatakan, menghukum Rusia akan sangat merugikan Beograd. Dia juga meyakinkan UE bahwa Serbia berada di jalur Eropa dan ini adalah satu-satunya kebijakan negara itu.
Karena kontrak pasokan gas 10 tahun Serbia dengan raksasa Rusia, Gazprom berakhir pada akhir Mei, Vucic mengadakan percakapan telepon dengan Presiden Vladimir Putin pada 29 Mei. Hasilnya, kedua belah pihak telah menyetujui kontrak baru selama tiga tahun.
Perjanjian itu diharapkan akan ditandatangani secara resmi selama perjalanan Lavrov ke Beograd.