“Saya mengatakan kepadanya bahwa saya juga kehilangan seorang putra, dan kita berdua adalah anggota klub yang sangat buruk, orang tua yang telah menguburkan anak-anak mereka.”
Kushner yang hadir dalam pertemuan itu menggambarkan suasana berubah drastis. Dari semula penuh ketegangan politik, pertemuan menjadi penuh empati dan kemanusiaan.
“Pertemuan itu berubah dari negosiasi dengan kelompok yang dianggap teroris menjadi pertemuan dua manusia yang saling menunjukkan kerentanan,” kata Kushner.
Tragedi tersebut, menurut kedua utusan Trump, justru menjadi titik balik emosional dalam proses diplomasi yang rumit di Timur Tengah. Meski kekecewaan terhadap Israel masih membekas, mereka menilai empati dan rasa kemanusiaan dapat membuka kembali jalan menuju gencatan senjata yang lebih langgeng di Gaza.