TEL AVIV, iNews.id - Pasukan Israel diyakini belum siap bertempur melawan Hamas jika kesepakatan gencatan senjata runtuh. Tentara Israel berada dalam posisi terburuknya untuk menghadapi Hamas saat ini.
Seorang sumber militer Israel mengatakan kepada stasiun televisi Kan, Hamas diyakini mengambil keuntungan selama gencatan senjata berlangsung sebulan lebih untuk menyusun kekuatan baru. Tekanan yang jauh berkurang tersebut memberi keleluasaan bagi Hamas untuk memobilisasi kekuatan.
"Tentara Israel tidak melakukan operasi tempur yang efektif selama sekitar 2 minggu, memungkinkan Hamas untuk meningkatkan kemampuan militernya dalam persiapan untuk babak baru pertempuran," kata pejabat keamanan Israel yang meminta identitasnya tidak dipublikasikan, seperti dilaporkan kembali Anadolu, Selasa (18/3/2025).
Kesepakatan gencatan senjata tahap pertama dan pertukaran tahanan sejak 19 Januari talah berakhir sejak 1 Maret lalu. Namun Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menolak untuk memasuki negosiasi tahap kedua karena mengarah pada penghentian perang secara permanen. Dia hanya ingin memperpanjang gencatan senjata tahap pertama dengan tujuan pembebasan semua sandera.
Hamas jelas menolak usulan Netanyahu itu seraya mendesak Israel mematuhi ketentuan gencatan senjata dan segera memulai negosiasi tahap kedua, mencakup penarikan penuh tentara Israel dari Gaza dan penghentian total perang.