WASHINGTON, iNews.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menegaskan tidak akan menekan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mengakui berdirinya negara Palestina. Dia menyebut keputusan mengenai solusi dua negara atau bentuk lain dari perdamaian sepenuhnya bergantung pada Israel dan pihak terkait lainnya.
Pernyataan itu disampaikan Trump dalam wawancara dengan stasiun televisi CBS belum lama ini, saat membahas kemungkinan Arab Saudi bergabung dalam Perjanjian Abraham, kesepakatan normalisasi hubungan antara Israel dan sejumlah negara Arab.
Saudi Syaratkan Solusi Palestina
Trump mengaku optimistis Arab Saudi akan segera berdamai dengan Israel, meski Riyadh secara terbuka menegaskan tidak akan melangkah tanpa adanya komitmen jelas untuk mendirikan negara Palestina yang merdeka.
“Saya kira dia (Saudi) akan bergabung. Saya kira kita akan menemukan solusinya,” kata Trump.
Namun ketika ditanya soal komentar Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) yang menolak bergabung tanpa solusi dua negara, Trump tampak enggan menjawab langsung.
“Saya tidak tahu apakah ini akan menjadi dua negara, itu akan bergantung pada Israel, orang lain, dan saya,” ujarnya.
Enggan Tekan Netanyahu
Dalam wawancara yang sama, Trump menegaskan tidak akan terus-menerus menekan Netanyahu untuk mengakui negara Palestina. Dia menilai hubungan pribadi dan kerja sama eratnya dengan pemimpin Israel itu sudah cukup untuk menjaga stabilitas kawasan.
“Saya tidak akan mendesaknya. Dia baik-baik saja,” ujar Trump.
Meski tidak menjelaskan lebih lanjut maksud dari pernyataan tersebut, Trump menggambarkan Netanyahu sebagai sosok kuat yang dibutuhkan Israel saat ini.
“Dia adalah perdana menteri masa perang. Saya bekerja sama sangat baik dengannya. Saya perlu sedikit mendesaknya, dengan cara apa pun. Saya rasa saya telah melakukan tugas yang hebat dalam mendesaknya,” katanya.