Menurut laporan Malaysiakini, Najib menggambarkan Altantuya sebagai ancaman terhadap keamanan nasional.
Dalam tanggapan langsung, Najib menepis klaim Azilah dan menuduh bahwa klaim itu sebagai "plot baru" yang diciptakan oleh koalisi Pakatan Haparan (PH) yang berkuasa yang akan membuka jalan bagi penangkapan dan pemenjaraannya, sehingga bisa membungkamnya.
"PH sangat takut dengan label 'pemerintahan satu masa'," kata Najib.
"Oleh karena itu, mereka perlu membuat konspirasi baru lagi untuk menentang dan mencemarkan nama baik saya," lanjut Najib, dalam posting-an di Facebook.
Mantan perdana menteri Malaysia itu, yang diadili karena tuduhan korupsi terkait dengan skandal 1Malaysia Development Berhad (1MDB), menegaskan pembunuhan itu terjadi 13 tahun lalu dan hukuman mati diputuskan oleh pengadilan setelah bertahun-tahun proses.
"Mengapa informasi ini tidak keluar lebih awal, dan baru sekarang, lebih dari satu dekade setelah kematiannya dan hanya setelah 19 bulan (Pakatan) Harapan berkuasa?" tanya Najib ketika wawancara dengan Malaysiakini.
"Saya percaya ini adalah kesepakatan antara pemerintah (Pakatan) Harapan dan Azilah, dengan hukuman mati yang terakhir diubah atau ditunda sebagai imbalannya," ujarnya. "Ini adalah upaya untuk mengalihkan perhatian dan menyerang saya," kata Najib.