NATO Salah Perhitungan, Militer Rusia Mampu Pulih Lebih Cepat dari Perkiraan

Ahmad Islamy Jamil
Tentara Rusia bersiap untuk menjalankan tugas di medan perang (ilustrasi). (Foto: Reuters)

BRUSSELS, iNews.id - Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, mengakui pihaknya kalah cepat dalam membangun industri pertahanan dibandingkan dengan Rusia. Hal tersebut makin terkuak dengan adanya konflik di Ukraina saat ini.

"Benar bahwa Rusia mampu membangun industri pertahanan lebih cepat dari yang kita kira dan benar bahwa para sekutu NATO telah menghabiskan lebih banyak waktu daripada yang seharusnya dalam meningkatkan produksi (persenjataan) kami," kata Stoltenberg kepada Sky News, Senin (3/6/2024).

Sebelumnya pada bulan lalu, Defense News melaporkan bahwa para pejabat militer AS dan Eropa secara rutin mengumpulkan informasi mengenai dugaan kerugian yang besar pada militer Rusia. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, mereka mulai mengakui bahwa tentara Rusia ternyata pulih jauh lebih cepat dari yang mereka perkirakan.

Negara-negara NATO mulai melonggarkan pembatasan penggunaan senjata mereka oleh Ukraina untuk menyerang ke dalam wilayah Rusia. Kebijakan tersebut semakin berkembang di dalam aliansi militer itu sejak pasukan Moskow melancarkan serangan ke Kharkiv, provinsi Ukraina yang berbatasan langsung dengan Rusia.

Beberapa negara yang menyerukan pelonggaran pembatasan atau sudah menerapkannya atas senjata yang mereka kirim ke Ukraina adalah Amerika Serikat, Inggris, Belanda, Swedia, Norwegia, negara-negara Baltik, Finlandia, Denmark, Jerman, dan Prancis.

Rusia meraih banyak keuntungan dalam pertempuran sengit di wilayah timur Ukraina. Tentara Moskow berhasil mendesak mundur pasukan Kiev dan merebut desa-desa di Provinsi Kharkiv.

Sebagian analis menilai, Rusia diuntungkan oleh tersendatnya pasokan militer dari Barat, terutama Amerika Serikat, ke Ukraina, beberapa waktu lalu. Pasukan Kiev yang telah kehabisan amunisi dan persenjataan mau tak mau harus bertahan sebisa mereka. Tersendatnya pasokan senjata dari para sekutu Ukraina di Barat diduga kuat karena negara-negara Eropa itu juga berusaha menjaga stok senjata untuk mereka sendiri.

Editor : Ahmad Islamy Jamil
Artikel Terkait
Internasional
7 jam lalu

Rusia: Pernyataan Trump soal Uji Coba Nuklir AS Sangat Jelas, Tak Ambigu

Internasional
9 jam lalu

Trump Sebut Amerika Negara Nuklir Nomor 1, Rusia Nomor 2 dan China Ke-3

Internasional
10 jam lalu

Rusia Peringatkan Rencana Trump Uji Coba Nuklir Bisa Picu Perlombaan Senjata

Internasional
12 jam lalu

Putin Tak Perintahkan Uji Coba Senjata Nuklir, tapi...

Nasional
4 hari lalu

Indonesia Kerja Sama dengan Rusia, Bikin Kapal Cepat Ramah Lingkungan

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal