Sekitar 3.700 penjaga perdamaian NATO masih ditempatkan di Kosovo, bekas provinsi Serbia itu, untuk mencegah kekerasan antara etnik Albania dan Serbia.
Upaya untuk menerapkan pelat mobil Kosovo di utara negara itu menyebabkan bentrokan antara polisi dan warga etnik Serbia setempat. Para pengunjuk rasa memasang barikade, sehingga warga lain tidak bisa mengaksesnya. Pemerintah Kosovo pun akhirnya setuju untuk menunda pemberlakuan aturan baru itu hingga 31 Oktober.
Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, menyambut baik langkah itu Dia pun memuji situasi yang tenang di Kosovo Utara dan mengatakan bahwa sekarang ini penting untuk menghindari eskalasi baru.
Sementara Piperni menggambarkan situasi di wilayah itu memang tenang untuk saat, tetapi masih rapuh. Karenanya, NATO tidak dapat mengesampingkan munculnya ketegangan atau kekerasan baru di Kosovo Utara saat tenggat waktu 31 Oktober kian dekat.
“Jika situasinya memburuk, kami siap untuk campur tangan, kami siap berada di tengah-tengah antara pengunjuk rasa dan organisasi keamanan,” katanya.
Dia mengatakan, NATO memiliki pasukan di luar Kosovo yang dapat ditarik oleh aliansi militer itu NATO sebagai bala bantuan.