RABAT, iNews.id - Pembakaran Alquran di luar Masjid Agung Stockholm, Swedia, pada Rabu (28/6/2023) memicu kemarahan negara-negara Muslim, termasuk Maroko. Apalagi, demonstran sengaja membakar Kitab Suci umat Islam tersebut bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha di negara itu.
Bukan hanya itu, kepolisian Swedia memberi izin para demonstran untuk melakukan aksinya yang mengindikasikan keterlibatan pemerintah.
Buntut dari demonstrasi tersebut, Maroko menarik duta besar (dubes) dari Swedia sampai batas waktu yang belum ditentukan untuk berkonsultasi.
"Duta Besar untuk Kerajaan Swedia Yang Mulia Raja (Mohammed VI) dipanggil kembali ke Kerajaan untuk konsultasi sampai jangka waktu tidak terbatas," bunyi pernyataan Kemlu Maroko, dikutip Kamis (29/6/2023).
"Tindakan ofensif dan tidak bertanggung jawab terbaru ini mengabaikan perasaan 1 miliar lebih Muslim bersamaan dengan ziarah besar di Mekkah serta Hari Raya Idul Adha yang diberkahi."
Selain itu Kemlu Maroko juga memanggil Kuasa Usaha Swedia di Rabat. Diplomat Swedia itu diberi tahu sikap Maroko terkait demonstrasi pembakaran Alquran, yakni kecaman paling keras dari negara Afrika Barat itu. Maroko juga menentang keras demonstrasi yang tak bisa diterima itu.
Sebelumnya kepolisian Swedia mengeluarkan izin demonstrasi pembakaran Alquran di dekat masjid utama Stockholm.
Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson merespons, keputusan polisi itu sah meski dia menganggap demonstrasi tersebut tidak pantas.
Kecaman juga datang dari Turki. Kemlu Turki mengecam demonstrasi itu dengan menyebutknya tidak bisa diterima.