TEL AVIV, iNews.id - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Minggu (5/5/2024) ini mengonfirmasi bahwa pemerintahnya siap untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan tawanan di Gaza dengan Hamas. Namun, dia menuduh kelompok pejuang Palestina itu membuat tuntutan yang tidak dapat diterima pihak zionis.
"Hamas terus mengajukan tuntutan ekstrem. Tuntutan utama mereka adalah agar kami menarik seluruh pasukan kami dari Jalur Gaza, mengakhiri perang dan membiarkan Hamas sendirian (di sana). Negara Israel tidak dapat menerima persyaratan ini," ujar Netanyahu dalam pesan video, akhir pekan ini.
Dia mengklaim, selama putaran terakhir perundingan tidak langsung dengan Hamas, Pemerintah Israel menunjukkan kesiapannya untuk meraih konsensus. Bahkan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyebut sikap rezim zionis itu sebagai tindakan yang "murah hati".
Kendati demikian, Netanyahu menegaskan pemerintahnya tidak akan pernah menyerah pada tujuan militernya di Gaza. Dia mengatakan, penarikan mundur pasukan Israel dari Gaza berarti menyerahnya Israel dan kemenangan besar bagi Hamas dan Iran.
"Israel telah dan masih siap untuk membuat kesepakatan mengenai jeda pertempuran untuk memastikan pembebasan orang-orang kami yang diculik. Kami melakukan ini untuk membebaskan 124 sandera dan kemudian kami kembali berperang," ucapnya.
"Kami telah menghabiskan beberapa minggu terakhir bekerja sepanjang hari untuk mencapai kesepakatan yang akan membawa kembali orang-orang (tawanan) yang diculik (Hamas)," katanya.