DOHA, iNews.id - Pembicaraan gencatan senjata tahap kedua antara Israel dan Hamas telah dimulai. Saat ini kedua pihak memberlakukan gencatan senjata tahap pertama yang berlangsung selama 42 hari, terhitung sejak 19 Januari 2025.
Juru bicara Hamas Abdul Latif Al Qanou mengatakan, dalam negosiasi gencatan senjata tahap kedua ini, pihaknya akan mengajukan beberapa tuntutan kepada Israel, melalui mediator Qatar dan Mesir.
Dia memberi penekanan terhadap sejumlah isu, termasuk tempat tinggal sementara bagi penduduk Gaza yang rumahnya hancur, pasokan bantuan kemanusiaan, dan rekonstruksi.
Dia juga menuduh Israel melanggar kesepakatan gencatan senjata tahap pertama dengan menghalangi protokol kemanusiaan. Israel menghindar serta menunda pelaksanaan protokol tersebut.
"Tempat berlindung dan bantuan bagi rakyat kami adalah masalah kemanusiaan mendesak yang tidak dapat ditoleransi oleh penjajah," ujarnya.
Dalam laporan sebelumnya, jika kesepakatan gencatan senjata tahap kedua tercapai, Hamas akan membebaskan semua sandera Israel yang tersisa, yakni para tentara. Sementara Israel akan membebaskan tahanan Palestina yang jumlahnya akan jauh lebih banyak ketimbang gencatan senjata tahap pertama.
Durasi gencatan senjata belum diketahui pasti, namun berdasarkan proposal presiden AS sebumnya, Joe Biden, waktunya bisa mencapai.6 bulan. Seperti diketahui Biden yang pertama kali mengusulkan gencatan senjata tiga tahap yakni pada Juli 2024.