Operasi Imigrasi Terbesar AS Tangkap Ratusan Pekerja Korsel, Hyundai Jadi Target Pertama?

Anton Suhartono
Dari 475 pekerja pabrik Hyundai yang ditangkap, sebanyak 300 orang di antaranya warga Korea Selatan (Foto: ICE via AP)

SEOUL, iNews.id - Penggerebekan besar-besaran otoritas imigrasi federal Amerika Serikat (AS) terhadap pabrik baterai kendaraan listrik Hyundai dan LG Energy Solution di Georgia menjadi sorotan global. Operasi yang dilakukan pada Kamis pekan lalu itu disebut sebagai salah satu penggerebekan keimigrasian terbesar dalam sejarah AS, dengan ratusan pekerja asing ditahan.

Dari 475 pekerja yang ditangkap, sebanyak 300 orang di antaranya merupakan warga Korea Selatan (Korsel). Mereka dituduh melanggar izin kerja. Para pekerja yang ditahan diketahui bukan karyawan Hyundai, melainkan bekerja untuk perusahaan kontraktor dan subkontraktor.

Kepala Staf Kepresidenan Korsel Kang Hoon Sik menegaskan pemerintah langsung turun tangan untuk mengevakuasi warganya. 

“Negosiasi untuk pembebasan pekerja yang ditahan telah selesai, setelah respons cepat dari kementerian terkait, badan usaha, dan perusahaan,” ujarnya, seperti dikutip dari CNN, Senin (8/9/2025). 

Para pekerja akan dipulangkan menggunakan penerbangan carter setelah menyelesaikan prosedur administratif.

Sinyal Keras Pemerintahan AS

Penggerebekan ini dianggap sebagai sinyal keras bahwa pemerintah AS di bawah Presiden Donald Trump kembali mengedepankan kebijakan imigrasi ketat. 

Tom Homan, pejabat senior yang menangani perbatasan, menegaskan operasi serupa akan digencarkan di lokasi lain.

“Jawaban singkatnya adalah iya. Kami akan melakukan lebih banyak operasi penegakan hukum di lokasi kerja,” kata Homan, saat ditanya mengenai potensi operasi di pusat-pusat industri lainnya.

Editor : Anton Suhartono
Artikel Terkait
Internasional
11 jam lalu

Putin Soroti Perjanjian Senjata Nuklir dengan AS, Bawa-Bawa Inggris dan Prancis

Internasional
12 jam lalu

Hamas Setujui Proposal Damai Trump, Nasib Netanyahu di Ujung Tanduk

Internasional
13 jam lalu

Nah, Netanyahu Syok Dengar Pengumuman Trump soal Hamas Terima Gencatan Senjata Gaza

Internasional
14 jam lalu

Anwar Ibrahim: Malaysia Tak Setuju dengan Sebagian Besar Poin Proposal Damai Trump di Gaza

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal