AMSTERDAM, iNews.id - Pelapor khusus PBB untuk wilayah Palestina Francesca Albanese mengungkap praktik genosida Israel di Jalur Gaza berpotensi berulang di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Dia merujuk pada meningkatnya serangan pasukan Israel terhadap warga sipil Palestina di kedua wilayah tersebut.
Sebanyak 830 warga Palestina tewas di Tepi Barat dari Oktober 2023 hingga Oktober 2024 serta lebih dari 300 orang ditangkap atau ditahan. Sebagian besar dari mereka diperlakukan dengan buruk, disiksa dan beberapa orang bahkan diperkosa. Sebagian lainnya meninggal akibat penyiksaan dan kondisi di penjara yang buruk.
Bukan hanya itu, tentara Israel mendokumentasikan kebiadaban yang mereka lakukan.
Sebaliknya, pasukan keamanan Israel tak menghukum kekerasan yang dilakukan pemukim ilegal Yahudi terhadap warga Palestina serta penghancuran properti mereka.
“Kita harus melihat keseluruhan perilaku, kejahatan, terhadap rakyat secara keseluruhan, rakyat Palestina. Dengan demikian, di seluruh wilayah, Israel telah merencanakan perluasan wilayah, hanya memperluas kedaulatan Yahudi,” katanya, seraya menggarisbawahi perlunya memahami genosida secara keseluruhan, seperti dikutip dari Anadolu, Rabu (12/2/2025).
Albanese menegaskan Palestina tetap menjadi wilayah kolonial. Kebijakan pemukim Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur juga bagian dari proyek kolonialis.
Dia menyoroti putusan Mahkamah Internasional dalam kasus Nikaragua melawan Jerman yang menyatakan, transfer senjata ke negara-negara yang melakukan pelanggaran hukum internasional atau kejahatan terkait genosida mungkin melanggar hukum. Hal yang sama bisa berlaku terhadap negara-negara yang mengirin senjata ke Israel.