JAKARTA, iNews.id – Pemerintah Palestina menginginkan kebebasan beribadah di Yerusalem secara utuh. Kebebasan itu tidak hanya untuk kaum Muslim, tetapi juga untuk seluruh umat manusia.
“Kami ingin al-Quds (Yerusalem) terbuka untuk seluruh umat manusia, untuk datang dan berziarah,” kata Penasihat Presiden Palestina untuk Masalah Agama, Mahmoud al-Habbash, dalam diskusi virtual dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jakarta, Minggu (27/3/2022).
“Untuk Muslim dapat melaksanakan ibadah shalat di Masjidil Aqsa, untuk agama Kristen dapat beribadah di gereja-gereja yang ada di sana dan bahkan untuk Yahudi saat melaksanakan ibadah d tempat masing-masing di Palestina,” ujarnya.
Mahmoud menegaskan, pihaknya tidak ingin menghapus kebebasan beribadah bagi siapa pun, tetapi menginginkan kedaulatan bagi negeri Palestina dan menjamin beribadah untuk seluruh umat beragama di Palestina. “Kami ingin al-Quds dapat menjadi bagian negara Palestina,” katanya.
Dia menjelaskan, saat ini al-Quds mendapatkan penyerangan secara terus-menerus oleh Israel yang berupaya mengeluarkan warga Palestina di Jerusalem. Seperti yang terjadi di Syeikh Jarrah, tentara Israel mengusir warga Palestina yang ada di sana dan di waktu yang sama mengizinkan warga Israel masuk ke al-Quds.
Israel memberlakukan pembagian waktu, yakni dari pukul 07.00 hingga jelang Zuhur (sekitar pukul 12.00) waktu setempat, warga Israel diizinkan masuk ke Masjidil Aqsa dan melarang warga Palestina untuk masuk masjid itu.