Lucien mengatakan, organisasi pemuja setan tersebut juga mengalami kesulitan di masa lalu mendapatkan persetujuan untuk mengibarkan benderanya di Balai Kota Boston. Mereka membandingkannya dengan keputusan Mahkamah Agung tahun lalu yang mendukung kelompok hak asasi Kristen. Mahkamah Agung saat itu memutuskan Kota Boston melanggar hak amandemen pertama kelompok tersebut ketika menolak untuk mengibarkan bendera bertuliskan salib di luar Balai Kota pada tahun 2017.
"Yang sangat mengerikan adalah, kami membawa ini ke pengadilan. Fakta bahwa mereka telah memutuskan sendiri untuk mengambil dan memilih... suara agama mana yang dapat memberikan doa awal pada pertemuan Dewan Kota," kata Lucien Greaves.
TST menargetkan tiket untuk pertemuan pemuja setan itu terjual habis tahun ini, sebagaimana tahun lalu. Kuil setan itu mengadakan konvensi nasional pertamanya tahun lalu di Scottsdale, Ariz. Setelah kesuksesan awalnya, TST berencana menjadikan konferensi itu sebagai acara tahunan.
Pengumuman SatanCon 2023 mendapat reaksi perlawanan dari sejumlah pihak. Salah satunya pendeta dari Global Vision Bible Church berbasis di Tennessee, Greg Locke. Dia mengumumkan rencana untuk mengadakan pertemuan sebagai protes atas konferensi pemuja setan tersebut.
"Bersiaplah teman-teman. Saya mengadakan pertemuan besar-besaran dan layanan pembebasan pada tanggal 28 April sebagai protes atas agenda jahat ini," cuit Locke di Twitter.
Sementara pihak kantor wali kota Boston menegaskan rencana pertemuan The Satanic Temple di kota tersebut tersebut tidak disponsori oleh pemerintah kota.