Sementara itu kepolisian Limuru menyatakan, peristiwa pada Senin (3/7/2023) malam itu bukan insiden pertama di perusahaan yang sama.
"Kami menyimpulkan perbuatan merendahkan dan mempermalukan ini telah berlangsung lama. Saya memperingatkan para pimpinan mana pun bahwa keadilan akan segera ditegakkan untuk semua korban mereka," kata kepala kepolisian Limuru, Philip Mwania.
Kasus ini menjadi perbincangan nasional di Kenya. Seorang senator, Gloria Orwoba, turun tangan mengawal kasus ini. Orwoba dikenal sebagai aktivis yang memperjuangkan hak-hak perempuan, bahkan sampai kebablasan.
Pada Februari lalu, Orwoba diminta meninggalkan gedung parlemen setelah terlihat noda menstruasi di celananya. Dia sebenarnya sudah mengetahui noda itu sebelum tiba di gedung parlemen, namun sengaja tak mau mengganti celananya. Alasannya Orwoba bangga bisa melawan rasa malu saat menstruasi, sehingga memutuskan untuk terus tampil apa adanya.