TEL AVIV, iNews.id - Parlemen Israel menyetujui pemberian dukungan kepada pemerintah untuk menormalisasi hubungan dengan Uni Emirat Arab (UEA). Sidang berlangsung alot selama 8 jam, Kamis (15/10/2020).
Sebanyak 100 anggota parlemen terlibat debat maraton, masing-masing menyampaikan pandangan terkait dukungan normalisasi hubungan dengan UEA. Pemerintah Israel sudah meneken perjanjian damai dengan UEA di Gedung Putih, Amerika Serikat, pada 15 September lalu.
Sebanyak 80 anggota parlemen Israel menyetujui perjanjian yang dimediasi AS itu, sementara 13 lainnya yang berasal dari partai-partai Arab menentang.
"Perjanjian bersejarah ini akan membawa kita lebih dekat dengan negara lain di kawasan untuk menandatangani perjanjian damai serupa," kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, dikutip dari AFP, Jumat (16/10/2020).
Netanyahu mengklaim, pemerintahannya baru-baru menjalin kontak dengan negara Arab lain di kawasan, namun tidak menyebutkan negara tersebut.
UEA menjadi negara Arab pertama yang menormaliasi hubungan dengan Israel setelah Mesir pada 1979 dan Yordania pada 1994. Disusul sebulan kemudian dengan Bahrain.
Palestina mengecam perjanjian damai itu dengan menyebutnya menusuk dari belakang dan pengkhianatan. Penandatanganan perjanjian damai itu telah melanggar insiatif Liga Arab di mana negara-negara anggotanya berkomitmen tak akan menormalisasi hubungan dengan Israel sampai kemerdekaan Palestina terwujud.