Bo melanjutkan, gereja, rumah sakit, dan sekolah seharusnya dilindungi selama konflik sebagaimana amanat konvensi internasional.
Serangan itu memaksa warga menyelamatkan diri ke hutan, lebih dari 20.000 orang di antaranya dalam kondisi sangat membutuhkan makanan, obat-obatan, dan fasilitas kebersihan.
Jumlah warga yang terpaksa meninggalkan rumah mereka diperkirakan terus meningkat menjadi antara 30.000 hingga 50.000 dan orang hingga Rabu, sebagian berlindung di gereja.
"Orang tua dan anak-anak ada di gereja. Semua gereja memasang bendera putih agar tidak menjadi sasaran penembakan," kata seorang warga berusia 20 tahun yang tak menyebutkan identitasnya.
Dia mengatakan, situasi masih mencekam karena pasukan Myanmar terus menembaki milisi lokal dengan senjata berat.