SINGAPURA, iNews.id - Paus Fransiskus melanjutkan lawatan negara-negara Asia yakni Singapura. Pemimpin gereja Katolik dunia itu menyampaikan pidato di Universitas Nasional Singapura, Kamis (12/9/2024).
Singapura merupakan lawatan terakhir Paus berusia 87 tahun itu sebelum kembali ke Vatikan pada Jumat besok.
Paus memuji keperkasaan perekonomian Singapura sebagai bukti dari kecerdikan manusia. Namun di sisi lain, Paus mendesak Singapura untuk memperhatikan kalangan lemah, terutama pekerja migran.
Dia mengagumi gedung-gedung pencakar langit di Singapura yang disebutnya seperti muncul dari dalam laut, simbol kemakmuran. Singapura, lanjut dia, juga memberikan perhatian besar terhadap kemakmuran rakyatnya.
Namun dia juga mendesak pihak berwenang negara itu untuk memperhatikan orang-orang miskin. Paus juga meminta Singapura berhati-hati dalam menyikapi keunggulan tersebut dengan tidak jemawa, merujuk pada budaya kerja dan pendidikan Singapura yang sangat kompetitif.
"Saya ingin menyoroti risiko yang ditimbulkan dengan hanya berfokus pada pragmatisme atau menempatkan prestasi di atas segalanya, yaitu konsekuensi yang tidak diinginkan dari pembenaran pengecualian mereka yang terpinggirkan dari manfaat kemajuan," katanya.
Paus menyerukan kepada pemerintah untuk juga memperhatikan upah dan para pekerja migran sehingga mereka bisa menjaga martabat. Para pekerja itu turut berperan membangun Singapura menjadi salah satu pusat keuangan paling maju di dunia.
"Para pekerja ini memberikan kontribusi besar bagi masyarakat dan harus dijamin upah mereka yang adil," kata Paus, dikutip dari Associated Press.
Singapura tidak memiliki kebijakan upah minimum untuk penduduk lokal maupun pekerja asing.