SEOUL, iNews.id – Para orang tua dan guru di Korea Selatan menggelar unjuk rasa pada Senin (1/8/2022). Mereka memprotes rencana pemerintah setempat untuk memajukan usia anak masuk sekolah dari 6 tahun menjadi 5 tahun.
Para pendemo mengatakan, anak-anak dengan usia sekecil itu belum siap secara intelektual untuk menerima pendidikan secara formal. Mereka juga menilai perubahan itu akan meningkatkan kesulitan dalam menemukan pengasuhan anak.
Pekan lalu, Kementerian Pendidikan Korsel mengumumkan akan menurunkan usia pendidikan pertama anak-anak secara bertahap, mulai awal 2025. Kebijakan itu bakal diterapkan jika mendapat dukungan publik konsensus.
Pemerintah Korsel berdalih, rencana itu bertujuan untuk memperluas angkatan kerja dengan menyelesaikan pendidikan di kalangan masyarakat lebih awal. Menurut data resmi, angkatan kerja di negeri ginseng saat ini menyusut lantaran tingkat kesuburan penduduk di Korea Selatan sangat rendah.
Koalisi yang terdiri atas 36 kelompok guru dan orang tua menggelar unjuk rasa di depan Kantor Kepresidenan Korsel di Seoul pada Senin ini. Mereka menyerukan agar rencana itu dibatalkan.
Banyak orang tua yang menentangnya, karena sulitnya mencari cara untuk mengasuh anak setelah jam sekolah usai sore hari. Di sebagian besar keluarga di Korsel, kedua orang tua sama-sama bekerja. Sementara pusat pengasuhan anak umumnya hanya menawarkan penitipan sehari penuh. Sangat jarang yang menyediakan jasa penitipan anak untuk setengah hari atau beberapa jam saja.
Sementara, di pihak guru, yang menjadi keberatan mereka adalah bahwa anak berusia lima tahun terlalu muda untuk pergi ke sekolah. Awal sekolah yang terlalu dini, kata mereka, akan mendorong lebih banyak pemanfaatan les privat karena orang tua bersaing untuk menjadikan anak-anaknya unggul secara akademik.
“Mengingat perkembangan kognitif dan emosional, masuk sekolah lebih awal tidak tepat, dan kemungkinan akan menyebabkan efek samping, seperti mengintensifkan pendidikan swasta dan persaingan untuk ujian masuk perguruan tinggi,” kata koalisi guru dan orang tua itu dalam sebuah pernyataan, dikutip Reuters, hari ini.