WASHINGTON DC, iNews.id – Pemerintah Amerika Serikat di bawah komando Presiden Joe Biden akan meninjau ulang perjanjian perdamaian yang telah dicapai AS dengan Taliban, tahun lalu. Penasihat keamanan nasional Gedung Putih pilihan Biden, Jake Sullivan, telah menyampaikan hal tersebut kepada Pemerintah Afghanistan melalui panggilan telepon, Jumat (22/1/2021) waktu AS.
Reuters melansir, Sabtu (23/1/2021), berdasarkan kesepakatan pada Februari 2020 yang dicapai antara Washington DC dan Taliban, AS telah berjanji untuk menarik pasukannya dari Afghanistan pada Mei 2021 dengan imbalan jaminan kontraterorisme.
Pekan lalu, jumlah pasukan AS di Afghanistan mulai turun menjadi 2.500 personel, menjadi level terendah pasukan Amerika di negeri itu sejak 2001. Akan tetapi, tingkat kekerasan di Afghanistan masih melonjak, sehingga mempercepat seruan internasional untuk gencatan senjata antara pemerintah Afghanistan dan Taliban.
Perwakilan dari kedua belah pihak, AS dan Taliban, telah bertemu awal Januari ini untuk sesi pertama dalam putaran kedua pembicaraan damai. Isu-isu yang diperdebatkan di dalamnya mulai dari gencatan senjata hingga pembagian kekuasaan.
Sullivan mengatakan kepada Penasihat Keamanan Nasional Afghanistan, Hamdullah Mohib, tinjauan tersebut untuk menilai apakah Taliban memenuhi komitmennya memutuskan hubungan dengan kelompok teroris atau tidak. Tujuannya adalah untuk mengurangi kekerasan di Afghanistan, juga untuk terlibat dalam negosiasi yang berarti dengan Pemerintah Afghanistan dan pemangku kepentingan lainnya.